Habibah Putri Hendri, bayi berusia 9 bulan ini sudah harus menanggung sakit yang tak biasa. Anak dari Hendri (40) ini menderita penyakit infeksi darah.

Awalnya selama tiga hari hanya demam biasa, tapi panasnya semakin tinggi mencapai 44 derajat celcius. Tak hanya menggigil, balita tersebut juga sempat kejang.

“Kami sudah bawa ke bidan terdekat, dikasih obat dari apotik tapi tidak mempan dan disarankan untuk bawa ke rumah sakit. Tapi dananya tak ada,” kata warga Perumahan Griya Panorama Permai, Belian, Kota Batam ini, Selasa (12/10/2021) sore.

Namun kondisi Habibah tak kunjung membaik. Akhirnya Hendri membawa anaknya ke RS Husada. Tapi tak bisa ditangani di sana, lalu dirujuk ke RS Bunda Halimah.

Hampir seminggu dirawat di RS tersebut, akhirnya anak ketiga Hendri ini diperbolehkan pulang pada 29 September 2021 Namun ternyata dana Hendri untuk membayar biaya pengobatan tak mencukupi.

“Totalnya Rp14 juta, sudah dibayar sebagian, dikasih diskon juga Rp1 juta, sekarang yang masih terhutang Rp7,6 juta,” kata Hendri.

Selama berobat Hendri memang menggunakan dana mandiri karena dia tak memiliki BPJS Kesehatan. Untuk jaminan utangnya Hendri meninggalkan KTP dan sertifikat rumahnya di RS Bunda Halimah. Tenggat pembayarannya tiga bulan ke depan.

Irma Natalia Sihombing, istri Hendri sebenarnya sudah tak asing dengan Lembaga Amil Zakat (LAZ) Batam. Dulu dia adalah mualaf yang aktif mengikuti pengajian yang dilakukan oleh LAZ Masjid Raya tiap Sabtu dan Minggu. Maka, Hendri pun sangat berharap mendapatkan bantuan dari LAZ Batam.

“Keadaan saya saat ini sangat sulit. Saya banyak berharap dari LAZ Batam,” ungkapnya.

Hendri ini dulunya berprofesi sebagai pengemudi taksi bandara. Namun sejak pandemi dia kehilangan pekerjaannya. Dia pun bekerja serabutan. Saat ini Hendri berjualan jagung susu keju (jasuke) di tepi jalan di kawasan Botania.

“Saya jualan dari jam 5 sore sampai jam 12 malam, kadang sampai jam 1,” kata Hendri.

Usai mengajukan permohonan bantuan dan setelah disurvei kondisinya, akhirnya LAZ Batam memberikan bantuan untuk biaya pengobatan anaknya di RS tersebut.

Direktur Operasional LAZ Batam Darwis mengatakan bahwa salah satu program penyaluran zakat adalah peduli di bidang kesehatan. Nama programnya Sehat Dhuafa.

“Program ini merupakan bantuan untuk dhuafa yang sakit dan tidak punya biaya untuk pengobatan,” kata Darwis.

Program kesehatan ini dapat dijangkau oleh masyarakat Batam dengan datang langsung ke kantor dengan mengajukan permohonan bantuan.

Dhuafa yang dibantu biaya berobat ini sejauh ini tak hanya yang datang membuat permohonan bantuan. Terkadang LAZ Batam juga menemukan pasien yang perlu dibantu dari media sosial yang beredar serta referensi dari masyarakat Batam.