Nurhidayah, janda berusia 53 tahun ini tak henti bersyukur. Pengajuan permohonan bantuannya disetujui oleh Lembaga Amil Zakat (LAZ) Batam. Berbekal bantuan dana dari LAZ Batam, Nurhidayah ingin mewujudkan keinginannya untuk berdagang.
Setelah suaminya meninggal, Nurhidayah mau tidak mau harus membesarkan dua anaknya seorang diri. Sehari-hari dia bekerja menjual tenaga sebagai buruh cuci dan setrika kain dari rumah ke rumah. Namun, ketika pandemi Covid-19 melanda, dia ikut terdampak. Pengguna jasanya berkurang, sepi.
“Saya coba-coba jualan, jual telur. Beli lalu diecer jual lagi. Tapi modalnya nggak ada, jadinya ya terkendala,” kata Nurhidayah, Kamis (7/10/21).
Suatu hari, Nurhidayah yang aktif ikut pengajian di majelis taklim ini mendapat informasi dari pengurus masjid di Baitul Amal, Marchelia, Taman Baloi, Batam Kota terkait bantuan dana yang bisa diberikan oleh LAZ Batam untuk usaha mikro.
Nurhidayah pun mengurus segala syarat yang diperlukan dan mengajukannya. Wanita yang mengaku piawai membuat bubur ayam ini pun berkeinginan berjualan bubur ayam.
Permohonnya disetujui. ibu dua anak yang tinggal di salah satu kos di Taman Marchelia ini mendapat bantuan modal usaha, di antaranya gerobak, termos, tabung gas dan bahan baku membuat bubur ayam, seperti beras dan lain-lain. Jika ditotalkan bantuannya senilai Rp2 juta.
Tak hanya itu, keinginan Nurhidayah untuk mewarnai gerobaknya dengan warna favoritnya pun dikabulkan. Beda dari yang lain, gerobak Nurhayati pun dipasang stiker warna ungu.
Tak hanya berjualan bubur ayam, Nurhidayah ternyata juga berjualan aneka sosis goreng dan cilok. Menurut dia jajanan tersebut digemari oleh anak-anak. Harganya juga murah, hanya Rp1.000 saja per tusuk.
“Saya ingin jualan kecil-kecilan supaya bisa membiayai anak-anak,” kata Nurhidayah.
Sementara itu Ketua LAZ Batam Syarifuddin mengatakan LAZ Batam memang memiliki program bantuan modal bagi usaha mikro. LAZ tidak melulu memberikan subsidi atau bantuan yang sifatnya bisa langsung habis.
Menurut dia, jika bantuan hanya diberikan dalam bentuk sembako atau yang sifatnya konsumtif, berapapun nilainya maka akan cepat habis. Tapi jika diberikan modal usaha maka akan ada hasilnya yang dapat dipetik untuk seterusnya.
“Dan ini akan membuat para mustahik menjadi mandiri sehingga tidak selalu tergantung oleh pemberian orang lain atau donasi dari lembaga,” lanjutnya.
Modal yang diberikan kepada para dhuafa ini bersumber dari dana zakat, infak atau sedekah yang dihimpun oleh LAZ batam. Penerima program modal usaha mikro ini sudah melewati proses survei kelayakan sebagai golongan orang yang berhak menerima zakat.
Syarifuddin mengucapkan terima kasih kepada seluruh donatur yang telah berdonasi baik dalam bentuk zakat, infak maupun sedekah melalui LAZ Batam.
“Insya Allah kami terus akan melakukan inovasi-inovasi dalam hal pendistribusian dan pemberdayaan dana zakat kepada mereka yang berhak menerimanya,” ujarnya.
Sehingga inovasi-inovasi tersebut dapat memberikan perubahan hidup yang lebih mandiri dan sejahtera bagi para kaum dhu’afa.
“Untuk memperkuat program LAZ Batam kami mengajak para donatur untuk memberikan infak dan sedekah terbaiknya,” ajak Syarif.
Memang, tak ada yang lebih membahagiakan dibandingkan mampu membawa dampak kehidupan yang lebih baik bagi orang lain, khususnya kaum dhu’afa dan yang membutuhkan.